
Jakarta, Rabu 18 Maret 2009
Losari News Network -- Nasib nahas menimpa Direktur PT Putra Rajawali Banjaran anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), salah satu perusahaan BUMN pemerintah, Nasrudin Zulkarnain, 45.Pria keturunan campuran Bone-Selayar, Sulsel itu meninggal setelah menjalani 20 jam perawatan intensif di dua rumah sakit, akibat dua luka tembak di kepalanya. Nasrudin Zulkarnaen adalah direktur di PT Putra Rajawali Banjaran kelompok usaha PT Mitra Banjaran yang merupakan anak usaha PT RNI.RNI dikenal sebagai BUMN yang bergerak di bidang agroindustri, farmasi, dan alat kesehatan serta perdagangan dan distribusi.
Nasrudin yang orangtuanya tinggal di Kompleks BTN Tabaria Blok A3 nomor 12 Jalan Daeng Tata I, Makassar, mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 12.00 WIB, Minggu, 15 Maret. Dia ditembak dua pria tak dikenal sepulang dari main golf di kawasan Apartemen Modern Land, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu, 14 Maret.
Saat kejadian, direktur BUMN bidang agrobisnis, perdagangan, alat kesehatan, dan farmasi baru beberapa meter meninggalkan kawasan perumahan elite Modern Land dengan mengendarai BMW B 191 E warna silver yang disopiri Sentoro, 30. Secara kebetulan, laju mobil yang dikendarainya melambat akibat terhalang polisi tidur.
Saat itulah pelaku yang mengendarai Yamaha Scorpion, menembak dua kali ke kaca mobil bagian samping kiri belakang. Peluru menembus kaca dan terus menerjang kepala korban. Nasrudin pun terkulai dengan kepala bersimbah darah, sementara pelaku memacu motornya kencang-kencang meninggalkan lokasi.
Melihat majikannya tak berdaya, Sentoro berteriak minta tolong. Orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian segera mendekat untuk memberi pertolongan.
Armin, seorang saksi mata, mengatakan, dirinya sempat mengejar motor pelaku. Namun, karena pengendara motor itu melaju kencang, Armin gagal mengejarnya.
"Motor saya kalah cepat. Ciri-ciri pelaku itu mengenakan jaket kulit dan helm. Korban ditembak ketika mobilnya melaju pelan karena melewati polisi tidur. Pelaku menembak kaca mobil dua kali dan peluru mengenai kepala korban," ungkapnya.
Polisi kemudian melarikan korban ke RS Mayapada, Tangerang. Namun, karena kondisinya kritis, dia dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto. Saat itu satu peluru masih bersarang di pelipis kiri. Kemarin sekitar pukul 12.05 WIB, nyawa Nasrudin tak terselamatkan.
Sahabat korban yang juga rekan Nasrudin bermain golf, Salam Lagoe, 63, menduga motif penembakan itu karena persaingan bisnis atau masalah jabatan. Sebab, beberapa waktu sebelum kejadian itu, korban sempat bercerita masalah gagal dilantiknya Nasrudin menjadi Dirut PT RNI.
"Tapi, beliau tidak menjelaskan secara rinci, kenapa dia tidak jadi dilantik. Sedangkan sosoknya, menurut saya cukup ramah dan selalu menegur siapa saja yang bertemu dengannya. Mudah-mudahan polisi cepat menangkap pelakunya, sehingga motif penembakan jadi jelas," ujarnya.
Sebelum kejadian, saksi mata di lokasi menyebutkan, korban sempat menerima panggilan telepon saat baru beberapa meter melangkah dari tempat mengasoh. Dari percakapan singkat itu, diketahui bahwa korban diminta seseorang untuk datang ke kantornya.
Motif pembunuhan diduga kuat bukan perampokan. Soalnya, harta milik korban tidak dirampas. Selain itu, sopir yang mengantar Nasrudin ke RS Mayapada yang terletak tidak jauh dari TKP sesaat setelah tertembak, juga tidak menjadi sasaran kekerasan.
Banyak yang menduga pembunuhan Nasrudin adalah pesanan. Meski dikenal tidak punya musuh, Nasrudin sebenarnya saat ini terkait dengan kasus korupsi PT RNI yang saat ini disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia disebut-sebut sebagai salah satu saksi kunci kasus yang sudah menempatkan mantan Dirut PT RNI Rama Prihandana serta mantan Direktur Keuangan RNI Ranendra Dangin, sebagai tersangka.
Saat kasus korupsi itu terjadi antara tahun 2004 hingga tahun 2007, Nasrudin sempat menjabat sebagai staf ahli di PT RNI. Ia disebut-sebut paling banyak tahu dugaan korupsi impor gula pasir putih yang dilakukan atas kerja sama PT RNI dengan Bulog itu.
Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, Haryono Umar saat dihubungi malam tadi membenarkan Nasrudin salah satu saksi kasus yang masih disidik KPK itu. "Saya dengar juga begitu. Tapi sebenarnya ada banyak saksi selain dia," ujar Haryono.
Haryono enggan berspekulasi apakah penembakan Nasrudin berkaitan dengan statusnya sebagai saksi dalam korupsi PT RNI itu. Hanya saja, Ia menjamin kasus tersebut dipastikan akan tetap diproses. "Tentunya ini kasus yang ditangani oleh KPK pasti akan tetap jalan," tandasnya.
Kepala ICU RSPAD Gatot Soebroto dr Cristian Johanes mengatakan, satu peluru yang bersarang di otak membuat nyawa korban gagal diselamatkan. Tim medis tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa memberikan obat untuk mengurangi pembengkakan otak.
"Yang bisa kami lakukan hanya memberikan obat untuk mengurangi pembesaran otaknya. Bersama keluarga, kami hanya menunggu mukjizat," ungkap Cristian kemarin.
Setahu dr Cris, sapaan Cristian Johanes, dua peluru bersarang di kepala. Satu di ujung kulit kepala sebelah kiri dan satu peluru di sekitar otak. Hal itulah yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Meskipun peluru tidak mengenai batang otak, karena mengenai pembuluh otak, akan terjadi pembengkakan hebat sehingga menekan batang otak," tambah Cris.
Sementara itu, adik Nasrudin, Andi Zulkarnaen mengatakan, pengambilan proyektil di RSPAD Gatot Soebroto cukup lama, sehingga pihak keluarga meminta agar korban dibawa ke RSCM.
Nasrudin tercatat sebagai direksi PT RNI, salah satu BUMN. Ia anak kedua dari enam bersaudara. Almarhum meninggalkan istri dan dua anak yang masih kecil, masing-masing duduk di kelas 2 SD dan berumur 4 tahun.
Keluarga juga menganggap meninggalnya Nasrudin merupakan kasus besar menjelang Pemilu 2009. Keluarga meminta Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengusut kasus itu.
"Kami meminta kepolisian mengusutnya karena ini kasus besar yang terjadi menjelang pemilu," ujar adik kandung korban yang lain, Andi Samsudin, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, kemarin.
Hingga malam tadi, polisi sudah memeriksa lebih dari 10 saksi. Polisi masih terus memburu pelakunya yang masih misterius.
"Sudah banyak sekali (saksi). Orang di dekat TKP, orang yang main golf, kalau sepuluh (saksi) lebih," ujar Kepala Kepolisian Resort Metro Kota Tangerang, Kombes Pol Hamidin.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Mochamad Iriawan yang datang ke RS Mayapada mengatakan, kasus itu masih dalam penyelidikan. Sedangkan mengenai motif penembakan, Iriawan belum mengetahuinya. Hingga kini pihaknya masih terus menyelidiki dan mengumpulkan data-data. "Pelaku masih kami buru," katanya.
Selain saksi, bukti yang sudah diamankan di Polrestro Kota Tangerang adalah satu unit mobil BMW warna silver metalik milik korban, serta satu proyektil peluru. Polisi masih menyelidiki proyektil itu untuk mengetahui kaliber senjatanya.
Sementarai itu politisi Golkar Idrus Marham menyangkal Direktur PT Putra Rajawali Banjaran
Nasrudin Zulkarnaen merupakan tim sukses Jusuf Kalla dalam pemilu mendatang.
Pembunuhan pada Nasrudin dinilai tak terkait politik. Nasrudin selama ini
dikenal sebagai orang yang mudah bergaul, termasuk dengan politisi. Keluarga
besarnya menetap di Makassar, Sulsel.
Berikut petikan wawancara anggota DPR ini
dengan wartawan di RSCM, Salemba, Jakpus, tempat jenazah Nasrudin menjalani
operasi pengambilan proyektil, Minggu (15/5).
Bagaimana tanggapan Bapak pada insiden ini?
Polisi dengan caranya sendiri bisa mengungkap masalah ini. Kan sudah ada bukti
awal.
Motifnya apa?
Wah tidak tahu. Tapi yang jelas tidak ada kaitannya dengan politik.
Bukankah beliau adalah tim sukses JK?
JK hari ini membentuk tim sukses. Dan tim suksesnya ya Golkar. Nasrudin bukan
pengurus Golkar. Dia juga bukan politisi. Tidak ada kaitanya dengan JK sebagai
capres.
Hubungan Anda dengan beliau?
Dia teman main golf dan teman dari Makassar juga.
Harapan Anda?
Kami mendesak polisi untuk mengusut hal ini. Balas dendam itu kriminal. Yang
jelas, yang mau saya tekankan, Nasrudin itu bukan politisi.
Nasrudin, Pintar Main Tenis dan Jago Bergaul
Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen dikenal memiliki
jaringan pergaulan yang luas. Sejak zaman Presiden Soeharto berkuasa, mantan
aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) ini sudah berkawan akrab dengan
orang-orang penting kala itu.
"Dia kan pintar main tenis jadi dari dulu memang bergaul dengan orang-orang
besar. Zaman Soeharto jadi presiden dia sudah bergaul dengan Hari Sabarno, AA
Baramuli, Andi Ghalib dan orang-orang terkenal zaman itu," cerita anggota DPR
Ali Mochtar Ngabalin .
Ngabalin mengaku sudah lama mengenal Nasrudin. Keduanya sama-sama berasal dari
Palu, Sulawesi Tengah. Ketika masih sekolah, keduanya bergabung di Pelajar Islam
Indonesia (PII). "Dia kawan saya di PII. Sama-sama anak Palu," katanya.
Ngabalin mengakui kehandalan Nasrudin dalam bergaul. Menurut politisi Partai
Bulan Bintang (PBB) ini, Nasrudin juga dikenal oleh koleganya sebagai orang
jujur dan pekerja keras.
Meskipun memiliki pergaulan yang luas, dan kenal dengan sejumlah tokoh partai
politik, Nasrudin tidak bergabung dengan partai politik tertentu. "Dia tidak
aktif di partai," ujar Ngabalin.
Ngabalin tidak begitu ingat dengan riwayat pendidikan sahabatnya itu. Yang dia
ingat, Nasrudin lulusan Universitas Tadulako.
Nasrudin Dikenal Luwes dengan Petinggi Parpol
Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasrudin Zulkarnaen dikenal
luwes bergaul di kalangan semua partai politik. Selain itu dia juga dikenal
dekat dengan tokoh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
"Pak Nasrudin kenal dengan petinggi parpol. Dia juga suka membawa teman-teman
parpolnya ke kantor," ujar Public Relations Manager PT Rajawali Nusantara
Indonesia (RNI).
Menurut Budi, selain parpol, tokoh masyarakat dan LSM, Nasrudin juga dekat
dengan mantan pejabat di negeri ini. Hal ini, lanjut Budi, wajar sebab induk
perusahaan tempat Nasrudin bekerja yakni RNI mengerjakan proyek pemerintah.
Apakah penembakan itu terkait dengan Pemilu? "Waduh saya nggak mau berspekulasi
ke sana. Yang jelas beliau orang yang luwes. Itu terlalu jauh," katanya.
Direktur PRB Lainnya Bertanya-tanya Motif Penembakan Nasrudin
Kabar ditembaknya Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasrudin Zulkarnaen
, membuat kaget direksi lainnya di PT PRB maupun PT Rajawali Nusantara
Indonesia (RNI), induk PRB. Mereka bertanya-tanya motif penembakan oleh orang
tidak dikenal itu.
"Semua kaget mengenai ini. Apa kejadian ini seolah-olah perampokan atau ada
unsur dendam pribadi. Yang jelas sekarang ini mereka bertanya-tanya. Motifnya
apa, belum pada tahu," ujar Public Relations Manager PT Rajawali Nusantara
Indonesia (RNI) Budi Perbawa Aji.
Menurut Budi, perusahaan terus memonitor keadaan Nasrudin. Perusahaan juga telah
mengirimkan perwakilannya ke RSPAD Gatot Subroto. Ada Motif Dendam atau Tidak,
Keluarga Pasrahkan ke Polisi
Motif penembakan pada Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran
(anak usaha sebuah BUMN di kawasan Kuningan, Jaksel), masih misterius. Apakah
karena dendam?
"Nggak tahu ada dendam atau tidak, kita serahkan ke polisi saja," ujar seorang
kerabat Nasrudin yang menjenguk di ICU lantai 2 RSPAD, Jl Abdul Rahman Saleh,
Jakarta Pusat, Minggu.
Andy Syamsudin Iskandar, adik kandung korban menyatakan akan membeberkan otak pelaku yang sengaja menembak kakaknya dengan keji. "Saya akan beberkan dua-tiga hari ke depan, yang jelas dia adalah seorang pejabat negara," kata Andy Syamsuddin saat dihubungi, usai pemakaman, Senin 16 Maret 2009.
Menurut Andy harus dicari apa motif seorang pejabat negara yang dengan sengaja ingin membunuh kakaknya itu. "Soal siapa dia orangnya saya tidak akan mengumumkan sekarang. Tapi saya akan memberikan gambaran soal kasus yang menimpa kakak saya," tuturnya.
Nasaruddin sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta. Tapi sayang, dia menghembuskan nafas terakhir Minggu kemarin.
Nasaruddin terkena dua lontaran peluru di pelipis kirinya dan menembus ke pelipis kanan. Ia ditembak di dalam mobil BMW miliknya saat akan keluar dari kompleks Padang Golf Modernland.
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menyampaikan sikap resminya atas penembakan yang menimpa Nasrudin Zulkarnaen, direktur PT Purta Rajawali Banjaran, cucu perusahaan RNI.
Dalam sikap resminya Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia Holding Company Bambang Triono Basuki mengatakan, penembakan yang dialami korban tidak terkait tender Rp 2,5 miliar yang dimenangkan oleh PT Putra Rajawali Banjaran.
Selain itu penembakan juga tidak berhubungan dengan masalah internal perusahaan terkait pengangkatan korban menjadi direktur PT PRB pada 2008 lalu.
"Akan dilihat lagi data-data tender itu, bila diperlukan datanya akan kami serahkan kepada polisi," ujar Bambang, Senin 16 Maret 2009.
Korban bergabung dengan RNI sejak 2001 sebagai staf ahli direksi PT RNI. Pada Agustus 2008 korban diangkat menjadi direktur PT Putra Rajawali Banjaran.
PT Putra Rajawali Banjaran merupan anak Perusahan PT Mitra Rajawali Banjaran yang merupakan anak perusahaan dari Rajawali Nusantara Indonesia.
Siapa pelaku dan otak penembakan Direktur Putra Rajawali Banjaran, salah satu perusahaan BUMN yang bernaung dibawah RNI, Nasrudin Zulkarnaen, masih misteri. Adik kandung korban, Andi Syamsuddin menduga ada pejabat negara dibalik tragedi penembakan.
Namun, belakangan orang yang diduga sebagai pelaku bertambah. "Ada telepon masuk ke kami mengatasnamakan Kepala Polres Kota Tangerang. Orang ditelepon itu mengatakan tersangkanya adalah istri kedua almarhum," kata Andi Syamsuddin , Rabu 18 Maret 2009.
Berita bahwa istri kedua Nasrudin, Arinda Irawati, adalah pelaku membuat keluarga histeris, meski kebenaran informasi itu belum terbukti.
Setelah di cek melalui ajudan kepala kepolisian, nomor telefon yang menghubungi keluarga ternyata bukan milik Komisaris Besar Hamidin. Sampai saat ini keluarga belum mengatahui siapa si penelepon gelap itu.
Siapapun otak di balik penembakan Nasrudin, keluarga yakin pelakunya adalah para pembunuh bayaran atau penembak profesional. Sebab, "dua peluru tepat di kepala," kata Andi Syamsuddin.
Dia mengatakan keluarga belum mendapatkan informasi penyelidikan polisi sehingga belum mengetahui apa motif penembakan itu. Namun, kata Andi, keluarga punya dua dugaan. "Bisa dilakukan orang luar termasuk orang besar atau dilakukan oleh orang internal menyangkut kasus rumah tangga," tambah dia.
Andy Syamsudin Zulkarnaen, adik Nasrudin Zulkarnaen, direktur utama PT Putra Rajawali Banjaran juga menyatakan mendukung pemeriksaan Arinda Herawati, istri korban. Andy menduga ada unsur percintaan antara korban dengan wanita lain.
"Memang istri korban harus diperiksa," kata Andy saat dihubungi Losari News Network,
Minggu, 15 Maret 2009 pagi lalu, Andy mengatakan, tiga penyidik Polda Metro Jaya mendatangi dirinya untuk diminta konfirmasi terkait keterangan sopir korban.
Menurut Andy, pertanyaan terhadap dirinya itu seputar apakah korban pernah mengangkat seorang anak. "Selama ini saya belum pernah mendengar almarhum mengangkat anak," katanya.
Terkait pertanyaan itu, Andy kemudian menanyakan langsung kepada istri Nasrudin. Ternyata memang benar ada wanita X. "Istrinya mengaku pernah menemukan fotonya dan merobeknya," kata Andy.
Andy menduga, wanita X itu berprofesi sebagai caddy (pembawa stick golf). Namun dia menolak menyebutkan siapa.
Andy berharap ketidakjelasan ini segera terjawab. "Pelaku dan dalangnya harus ditangkap," kata Andy.
Pembentuk tim pencari fakta (TPF) oleh keluarga akan dilakukan pekan depan setelah tujuh hari tewasnya Nasrduin Zulkarnaen yang ditembak oleh orang tak dikenal usai bermain golf di komplek Padang Golf Moderland, Cikokol, Tangerang.
"Baru akan kami bentuk pekan depan, yah setelah tujuh harian lah," kata juru bicara keluarga, Andy Syamsudin ditemui Losari News Network di rumahnya, Rabu 18 Maret 2009.
Dengan demikian, pembentukan tim ini akan menjadi awal terungkapnya kasus tersebut yang secara independen, selain juga untuk membantu polisi menuntaskan kasus tewasnya Nasrudin.
Sebelumnya dalam keterangan pers, polisi mempersilahkan keluarga Nasrudin membentuk TPF untuk menyelidiki kasus tersebut.(Losari News Network)
