Jumat, Februari 27, 2009

Indikasi MarkUp Pengadaan Mobil Ambulance Dinas Kesehatan Sul Sel T.A.2008

Makassar, 27 Februari 2009 Losari News Network - -Pengadaan 4 unit mobil ambulans Proyek DHS2 untuk Tahun Anggaran 2008, di lingkup Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi Sulsel yang menelan biaya Rp 1 Miliyar, terkesan di mark up karena spesifikasinya tidak sesuai anggaran yang disiapkan.

Pengadan mobil ambulans yang ditenderkan pada awal Bulan November 2008 lalu, terkesan berjalan lancar tanpa ada sanggahan dari pihak rekanan yang ikut dalam proses tender. Namun di balik itu, terkuak berbagai permaalahan yang dianggap dapat merugikan Negara.

Menurut sejumlah sumber layak percaya, proyek yang menggunakan dana Asian Devolepmen Bank (ADB), syarat dengan penyimpangan. Khususnya menyangkut spesifikasi ambulans yang mengarah ke merek tertentu, Toyota Kijang Inova. Artinya, harga per 1 unit mobil tersebut senilai Rp 250 juta.

Dari hasil penelusuran ke beberapa dealr mobil seharusnya dengan anggaran Rp 1 Miliyar pada saat tender tersebut (harga per November 2008) bisa mendapatkan lebih dari 4 unit ambulans. Sedang pasaran Kijang Inova standar untuk per-unit Rp 150 juta plus assesoris amblans serta peralatan kesehatan (alkes) hanya berkisar Rp 25 juta. Jumlah keseluruhan hanya Rp 175 juta per unit.
Dijelaskan, dengan nilai pemborosan yang berindikasi mark-up sekitar Rp 75 juta per-unit sehingga untuk pengadaan ambulans sebanyak 4 unit indikasi mark up senilai Rp 300 juta.
Hal ini bukan yang pertama kali terjadi di Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, karena kejadian serupa sudah pernah terjadi pada Tahun 2006 lalu, semasa Dr. Muhadir, menjabat Kadis Kesehatan Sulsel, dimana pada saat itu ditemukan banyak kendaraan ambulans jenis kijang dijadikan mobil pribadi dengan mencopot sebagian assesorisnya.

Saat Losari News Network mencoba menghubungi Ketua Panitia Lelang Pengadaan mobil ambulans Dinkes Propinsi Sulsel, Max Paembonan, dan PPK-nya Tajudding Tulang, SKM, M. KS, yang menjadi penganggungjwab proyek ini, ternyata kedua pejabat tersebut sangat sulit ditemui dan terkesan menghindar. (Losari News Network)